Sehari di Malang: Jalan-Jalan Seru, Makan-Makan Serius! (Bagian 2)
Setelah puas menjelajah sudut-sudut ikonik di pusat Kota Malang, perjalanan saya berlanjut ke tempat-tempat lain yang tak kalah menarik di sekitarnya. Malang memang nggak pernah kehabisan kejutan—setiap belokan jalan bisa membawa kita ke suasana baru yang penuh cerita. Di bagian ini, saya ingin membagikan lanjutan pengalaman mengeksplorasi tempat-tempat tersembunyi, kuliner khas yang menggoda, dan spot-spot santai yang cocok buat ngadem dari rutinitas. Buat kamu yang ingin menjelajah Malang lebih jauh, simak terus cerita berikutnya—siapa tahu, ada destinasi impian yang belum kamu temukan!
Baca juga: Sehari di Malang: Jalan-Jalan Seru, Makan-Malan Serius! (Bagian 1)
1. Makan Siang ala Pecinan di Pengyu Kopitiam: Enak, Tapi...
Setelah puas muter-muter di Kampoeng Heritage Kajoetangan, saatnya isi tenaga lagi! Nah, salah satu tempat makan siang yang sempat saya coba (dan dua kali balik ke sini), namanya Pengyu Kopitiam. Letaknya masih di sekitaran Kayutangan, tapi agak ngumpet karena berada di dalam deretan ruko. Jadi, kamu perlu sedikit jalan masuk ke gang ruko buat nemuin tempat ini.
Begitu masuk, suasananya langsung berasa khas pecinan—dari dekorasi hingga dapur open kitchen yang bikin kita bisa lihat langsung proses masaknya. Tempat makannya ada dua pilihan: duduk di lantai 1 dekat dapur, atau di bagian luar ruko yang suasananya lebih street food vibes.
Pas kunjungan pertama, saya makan di luar dan puas banget! Makanannya enak, suasananya juga asik. Menu yang kami pesan waktu itu ada pot ayam kungpao, pot ayam sehat, dan wonton ayam kuah. Tiga-tiganya mantap dan cocok di lidah, apalagi disajikan hangat pas cuaca Malang yang adem.
Lalu di kunjungan kedua, saya coba mie kwa, mie kosong, dan pot ayam telur asin. Dari ketiga menu ini, juaranya menurut saya sih si pot ayam telur asin—gurihnya pas, nggak terlalu creamy, dan bumbunya meresap. Mie kwa juga lumayan oke, tapi sayangnya mie kosongnya biasa banget, nggak ada yang spesial. Jadi mungkin bisa skip menu itu kalau ke sana.
Selain makanan berat, mereka juga punya snack dan minuman yang cukup variatif. Ada pisang goreng original & srikaya, roti gandum dengan berbagai topping kayak srikaya butter, keju, coklat, dan lainnya. Untuk minumannya juga menarik, mulai dari es milo melayu, kopi butter panas, sampai teh tarik—pas banget buat penutup makan siang.
Tapi, sayangnya pengalaman kedua saya sedikit mengecewakan. Karena lagi hujan deras, saya dan teman-teman duduk di dalam ruko. Awalnya oke-oke aja, sampai tiba-tiba ada segerombolan pria duduk di depan kami sambil ngerokok. Asap rokoknya nyebar ke mana-mana, bikin gak nyaman banget, apalagi posisi kami deket banget sama dapur. Dan yang bikin lebih sebel, staff-nya nggak menegur sama sekali. Padahal indoor dan jelas banget ganggu pengunjung lain.
Jadi, buat kamu yang pengen coba makan di Pengyu Kopitiam, saya tetap merekomendasikan tempat ini karena makanannya cukup enak dan unik, asalkan kamu dapat tempat duduk yang nyaman. Kalau kamu tipe yang sensitif sama asap rokok, lebih baik makan di luar (kalau lagi gak hujan), atau pilih tempat lain yang non-smoking friendly.
2. Sego Sambel Cak Uut: Pedasnya Nendang, Tapi Harus Siap Mental!
Buat kamu pencinta sambel dan makanan pedas, makan siang di Sego Sambel Cak Uut bisa jadi salah satu pengalaman yang bikin nagih... sekaligus nguji kesabaran 😅. Warung ini memang lagi viral banget, penggemarnya banyak, dan setiap hari hampir pasti ngantri panjang. Saya sendiri butuh hampir 1 jam cuma buat dapet tempat duduk, jadi saran saya: hindari jam makan siang, ya. Datang lebih pagi atau setelah jam 2-an biar gak kejebak antrian yang mengular.
Worth it nggak sih?
Kalau kamu doyan sambelan, menurut saya sih worth to try. Menunya banyak, porsinya gede banget (sepiring penuh), dan sambelnya mantap! Favorit saya sejauh ini adalah paru dan cumi—dua menu ini punya rasa gurih-pedas yang pas banget, apalagi disandingkan dengan nasi hangat dan sambel khasnya. Nendang banget!
Tapi gak semua menunya sesuai ekspektasi. Contohnya waktu saya nyobain bakwan jagung yang katanya “the most wanted”, jujur... saya agak kecewa. Waktu sampai di meja, bakwannya udah nggak panas dan nggak krispi. Adonannya dominan tepung, dan bumbunya kurang berasa. Lebih kaget lagi, pas saya kira ijo-ijonya itu daun bawang, ternyata malah kacang panjang! Baru kali ini saya makan bakwan jagung dengan campuran kacang panjang. Mungkin buat sebagian orang unik, tapi buat saya pribadi agak aneh aja rasanya 😅
Nah, satu hal yang juga menarik perhatian pas masuk ke area warung adalah aroma wangi dari pisang dan nangka goreng. Bener-bener semerbak dan menggoda perut! Tapi sebelum buru-buru beli, catat ini dulu: per gorengan harganya Rp7.000 dan cuma bisa dibeli per box isi 5, jadi totalnya Rp35.000 per box. Saya akhirnya beli juga karena tergoda baunya, tapi karena udah terlalu kenyang, gorengan itu saya makan pas udah sampai hotel. Dan… sayangnya rasanya nggak sesuai harapan. Teksturnya tebal banget di tepung, dan isi pisang atau nangkanya sedikit, lebih banyak ‘tepungnya’ daripada buahnya. Mungkin akan lebih enak kalau dimakan langsung pas masih panas.
Kesimpulan dari saya:
Kalau kamu penggemar makanan pedas rumahan, Sego Sambel Cak Uut layak dicoba.
Tapi siapin waktu dan tenaga ekstra buat antri, ya.
Sambelnya minta dipisah biar bisa disesuaikan dengan level pedas yang kamu tahan.
Bakwan jagung dan gorengannya? Menurut saya pribadi kurang worth dengan harga segitu, kecuali kamu penasaran dan mau coba sendiri.
Apabila kalian beli pisang dan nangka goreng, lebih baik kalian makan ketika masih panas.
Kalau nggak buru-buru, punya waktu santai, dan lagi ngidam makanan sambelan, Cak Uut bisa jadi pilihan seru. Tapi kalau kamu tipe yang pengen serba cepat dan nggak suka ngantri, mungkin tempat ini bisa dilewati dulu. ✌️
Baca juga: Strolling Around Blitar: Panduan Wisata Jalan-jalan di Kota yang Kaya Sejarah
3. Menikmati Sore di Alun-Alun Kota Malang
Setelah puas mengisi perut saat makan siang, rasanya pas banget kalau dilanjutkan dengan jalan santai untuk menurunkan makanan. Salah satu destinasi yang wajib kamu kunjungi adalah Alun-Alun Kota Malang.
Alun-alun ini bisa dibilang paket lengkap: kamu bisa bersantai, beribadah, jajan, atau sekadar berkeliling menikmati suasana kota. Area ini hampir selalu ramai, baik oleh warga lokal maupun wisatawan.
Banyak aktivitas seru yang bisa kamu lakukan di sini. Misalnya, duduk santai di bangku taman sambil melihat anak-anak bermain atau menyaksikan burung dara yang beterbangan. Spot ini juga cocok banget buat kamu yang suka foto—mulai dari OOTD di tengah hamparan rumput hijau, berpose di bawah pepohonan besar, hingga mengabadikan momen candid suasana sekitar.
Kalau perut mulai “gatal” lagi pengen ngemil, jangan khawatir! Di sekitar alun-alun ada banyak pedagang kaki lima yang menjual camilan khas seperti sempol, jasuke, cilok, pentol bakar, sampai es krim tradisional.
Tidak hanya itu, lokasinya juga sangat strategis. Tinggal menyeberang, kamu bisa langsung ke Mall Sarinah, atau berjalan sebentar ke kawasan Kayutangan yang dipenuhi kafe estetik dan toko-toko unik. Buat yang ingin beribadah, Masjid Jami Malang berada persis di sebelah alun-alun, jadi sangat mudah dijangkau.
Nah, gimana? Sudah kebayang serunya nongkrong santai di Alun-Alun Kota Malang?
4. Belanja Lucu-Lucu di "Sesuatu dari Kota Malang"
Buat kamu yang punya jiwa seni, hobi mengoleksi pernak-pernik, atau suka membawa pulang cinderamata khas daerah yang dikunjungi, ada satu tempat yang wajib banget kamu datangi: toko "Sesuatu dari Kota Malang".
Toko ini punya dua lokasi, yaitu di dalam kawasan Kampoeng Heritage Kajoetangan dan di sekitar Jalan Kayutangan. Awalnya saya sama sekali nggak berencana mampir ke sini, tapi waktu asyik jalan-jalan di Kayutangan, saya surprisingly menemukan toko unik ini—dan langsung jatuh hati!
Isi tokonya penuh dengan pernak-pernik khas Malang yang super menarik. Ada mug, lukisan, gantungan kunci, postcard, stiker, pin, notebook, kaos, sampai totebag. Desainnya pun nggak sembarangan, semuanya menampilkan identitas khas Kota Malang—mulai dari ikon apel, bakso Malang, Balai Kota, hingga ilustrasi suasana kotanya.
Soal harga, jangan khawatir. Koleksi di sini cukup ramah di kantong. Dengan Rp15.000 saja kamu sudah bisa membawa pulang postcard cantik sebagai kenang-kenangan. Cocok banget buat hadiah atau sekadar oleh-oleh kecil untuk diri sendiri.
Nah, gimana? Tertarik mampir ke "Sesuatu dari Kota Malang" saat main ke Kayutangan?
5. Menutup Hari dengan Manis di Retawu Deli, Malang
Setelah seharian menjelajahi sudut-sudut Kota Malang, saatnya menutup hari dengan sesuatu yang manis. Salah satu tempat yang wajib dicoba adalah Retawu Deli—sebuah toko pastry kecil dengan suasana homey yang menyajikan berbagai hidangan khas Eropa, mulai dari croissant, quiche, pain au chocolat, dan banyak pilihan pastry lainnya.
Retawu Deli dikenal sebagai salah satu pastry shop terbaik di Malang. Filosofi “ada harga, ada kualitas” rasanya pas banget disematkan di sini. Harga pastry mulai dari Rp20.000 ke atas, bahkan ada yang mencapai Rp50.000 per buah. Meski terdengar pricey, menurut saya kualitas rasanya benar-benar sebanding. Bahkan butter croissant tanpa topping saja sudah bikin jatuh cinta!
Toko ini terdiri dari dua lantai. Lantai 1 digunakan sebagai area display dan pemesanan, sementara lantai 2 disediakan untuk dine in. Nah, biar kunjunganmu lebih maksimal, berikut beberapa tips yang bisa kamu catat:
-
Siapkan budget khusus. Jangan kaget kalau tiba-tiba lapar mata. Apalagi kalau ini kunjungan pertama, pasti pengen nyobain berbagai macam kue. Harga pastry dan minumannya memang lumayan, jadi pastikan kantongmu siap.
-
Datang di hari kerja. Kalau ingin dine in dengan tenang di lantai 2, sebaiknya hindari long weekend. Area dine in memang tidak terlalu luas, tapi nuansa Eropa di dalamnya cukup terasa. Menariknya, sering ada bule yang nongkrong di sini, jadi vibes-nya makin autentik. Oh iya, kalau makan di tempat, rotinya akan dipanaskan kembali sehingga lebih lembut dan hangat.
-
Siap antre saat long weekend. Kalau datang di musim ramai, antreannya bisa panjang. Jangan kaget juga kalau pilihan roti favoritmu cepat habis. Jadi, lebih baik datang lebih awal agar tidak kehabisan.
Dengan kualitas rasa dan suasana yang ditawarkan, tidak heran kalau Retawu Deli selalu ramai dan worth the hype. Jadi, kalau kamu sedang main ke Malang dan ingin merasakan pastry ala Eropa, jangan lupa mampir ke sini ya!
🌙
Itu dia sedikit cerita perjalanan saya menjelajahi Kota Malang—dari kuliner, nongkrong santai, sampai berburu pernak-pernik unik. Nah, kalau kamu sendiri punya pengalaman seru atau rekomendasi tempat favorit di Malang, jangan sungkan untuk berbagi di kolom komentar ya. Siapa tahu bisa jadi referensi buat saya (dan pembaca lainnya) untuk eksplorasi Malang lebih jauh lagi. 😉✨















.png)
Comments
Post a Comment