A FEW DAYS TO REMEMBER

Ini cerita tentang beberapa momen hectic yang penuh lelah di bulan Juni 2022. Namun demikian didalamnya terdapat banyak berkah yang tidak terduga. Seperti biasa, saya sengaja menulis ini sebagai kenangan bagi saya untuk beberapa momen menakjubkan yang hadir dalam hidup saya.

Jadi ceritanya di bulan Juni ini merupakan bulan-bulan yang hectic sekali bagi saya. Mungkin bagi rekan-rekan pembaca yang berprofesi sebagai pengajar juga merasakan hal demikian, karena inilah bulan-bulan ujian akhir semester, rapotan, dan wisuda.

Dari akhir Mei sampai awal Juni saya hectic sekali menyiapkan ujian akhir semester dan pekan remidi untuk kelas 7 dan 8. Lalu pada minggu kedua di bulan Juni, kami dihadapkan pada kehectic-an wisuda. Kebetulan di tahun ini wisuda sudah dilakukan full offline, setelah 2 tahun sebelumnya wisuda full online. Karenanya banyak sekali persiapan yang kami lakukan. Wisuda kebetulan dilakukan di hari sabtu malam dan selesainya sekitar pukul 10 malam. Karena saya tidak memungkinkan untuk pulang jam 10 malam, maka saya memilih untuk menginap di sekolah. 

Sebenarnya menginap di sekolah bukanlah sesuatu yang baru bagi saya, sebelum pandemi saya sudah beberapa kali menginap di sekolah untuk menemani anak-anak dalam program mabit. Namun inilah pengalaman pertama saya menginap setelah pandemi. Karena sudah cukup malam dan saya sudah merasa capek, akhirnya saya cepat sekali untuk tidur.

Saya bangun sekitar pukul 05.30 dan saya langsung bersiap-siap sholat subuh. Di luar terlihat hujan turun dengan deras namun cuaca terlihat cerah. Setelah sholat saya membereskan tempat tidur saya dan saya jalan keluar untuk melihat kondisi hujan, saya dikagetkan dengan kemunculan pelangi yang sangat indah sekali menghiasi langit pagi.

Langsung saja saya ambil handphone saya dan mengabadikan dengan beberapa jepretan, dan beginilah gambar pelangi yang saya ambil 🌈

Di hari seninnya kami sudah direncanakan akan diajak oleh tim wali murid kelas 9 untuk hadir dalam perpisahan anak-anak kelas 9. Kebetulan acara diadakan di Batu dan pada saat harinya mengajar pula. Sehingga saya beserta tim yang paginya masih mengajar harus menghadiri acara tersebut setelah selesai jam mengajar.

Karena sebelumnya di hari sabtu saya menginap di sekolah dan di minggu pagi saya baru pulang ke rumah, lalu di rumah pun banyak sekali aktivitas yang saya lakukan sehingga saya tidak bisa istirahat dengan tenang. Karenanya saya ingin sekali izin tidak ikut ke Batu di hari senin. Saya sudah siap tidak ikut ke Batu dengan tidak membawa perlengkapan untuk menginap, lalu karena saya izinnya mendadak dan banyak teman-teman saya yang mendadak izin juga akhirnya saya memutuskan untuk tetap ikut.

Baca juga Meluruskan Makna Self Healing. Bukan Jalan-Jalan!

Sebelum berangkat, saya minta tolong ke teman saya yang sedang tidak masuk kerja untuk meminjamkan saja baju dan mengirimkannya melalui gojek. Untuk perlengkapan lain-lain saya akan mampir untuk membelinya di minimarket. Perjalanan kami mulai jam 4 sore lalu kami tiba di tempat acara jam 7 malam.

Pertama kalinya saya masuk hotel tersebut saya takjub sekali, hotelnya sangat luas pun ambience-nya cukup unik. Oh iya hotel yang saya datangi namanya Shanaya Hotel & Resort yang berlokasi di Karanglo, Malang. Sesampainya disana saya dan rombongan langsung bergabung di acara barbeque dan menikmati setiap acara yang berjalan.

Dan tidak lupa momen yang ditunggu-tunggu yakni makan-makan yey!

Setelah acara barbeque-an selesai saya dan rombongan diantar untuk menginap di villa yang disediakan khusus oleh salah satu wali murid kami. Kebetulan lokasi villanya cukup jauh dari sana, sekitar 15-20 menit dari Shanaya.

Di villa ini yang terdiri dari 2 tingkat saya tinggali bersama 5 orang teman saya lainnya, jadi terasa sangat private sekali. Untuk area lantai 1 ditempati oleh cowok-cowok dan lantai 2 untuk cewek-cewek. Villanya cukup luas dengan disertai taman yang cantik terawat. Selain itu lokasinya cukup strategis dekat dengan Museum Angkut, Jatim Park, dsb. Suhunya pun cukup sejuk, wilayah sekitar villa yang tenang, dan kami disediakan makanan ringan dan minuman-minuman yang beragam. Senang sekali rasanya menginap disini. Saya pribadi merasa sangat beruntung, diberikan wali murid yang baik hati seperti beliau-beliau. 

Baca juga Mengenal Pribadi Introvert, Ekstrovert, dan Ambivert

Setelah selesai sesi bermalam di villa, pukul 5 pagi kami melanjutkan perjalanan ke Surabaya untuk melanjutkan aktivitas kami masing-masing. Di perjalanan saya berdoa semoga bisa dilapangkan dan dimudahkan rezeki agar bisa mempunyai villa yang seperti itu untuk pensiunan kedua orang tua saya, bismillah 😊

Setelah momen wisuda, dan urusan lain dengan kelas 9. Pada minggu ketiga tibalah saat-saat yang menegangkan yakni penyusunan dan pengambilan rapot. Untuk penyusunan rapot di semester ini benar-benar saya lakukan secara kilat, meskipun demikian saya berusaha untuk tetap menyusunnya dengan semaksimal mungkin. Biasanya saya menyusun rapot mulai 2-3 minggu sebelum waktu rapotan, namun di semester ini saya hanya menyusunnya selama 3 hari. Dua hari untuk penyusunan rapot, dan satu hari untuk revisi, pengesahan, serta print out-nya. 

Sama seperti wisuda, momen pengambilan rapot semester ini terasa begitu special karena dilakukan secara offline setelah 2 tahun pengambilan rapot dilakukan secara online akibat pandemi. Maka banyak sekali persiapan yang kami lakukan. Selain menyelesaikan rapot, kami juga riweh di pencetakan rapot-rapot semester lalu yang dulunya dibagikan dalam file PDF, penataan rapot, dan tidak lupa menyiapkan tempat pengambilan rapot. Saya ingat sekali saking hectic-nya momen ini, saya sampai pulang kerja sekitar jam 7-8 malam. 

Qodarullah di hari Sabtunya acara pengambilan rapot berjalan dengan lancar. Banyak orang tua wali murid yang merasa puas dengan acara yang kami rancang dan pembelajaran yang kami lakukan selama satu semester ini. Selain itu papan pesan dan kesan yang kami sediakan khusus untuk wali murid terisi penuh dengan kata-kata yang menyentuh hati saya dan teman-teman pengajar. Lalu kami juga mendapat kiriman banyak sekali berkah dari wali murid bahkan ada yang mengirimkan tumpeng sebagai rasa syukur atas anak-anak beliau yang naik kelas. BarakaAllah...

Alhamdulillah menjelang penutupan semester akhir memang biasanya cukup challenging karena banyak sekali tugas-tugas yang harus saya tuntaskan. Namun dibalik segala rintangan yang ada, Allah berikan saya kemudahan dalam setiap penyelesaiannya. Saya percaya bahwa Allah memberikan cobaan pada hambanya sesuai dengan kemampuannya, karenanya saya percaya bahwa ketika saya diberikan berbagai tugas yang bertubi-tubi itu karena Allah mengamanahkan kepada saya karena saya mampu menyelesaikannya.

Selain itu ketika saya ikhlas dalam mengerjakan apa yang menjadi amanah saya, Allah berikan berkah-berkah yang luar biasa dari berbagai jalan yang tidak saya duga sebelumnya. Alhamdulillah, rezeki Allah memang sebegitu luasnya. Selain materi yang saya dapatkan, dipertemukan dengan orang-orang yang baik merupakan rezeki yang tak terhingga dari Allah, serta mengasah keterampilan dalam pekerjaan yang kita geluti agar menjadi seorang yang lebih berpengalaman juga merupakan rezeki dari Allah.

Maka dari itu, di setiap lelah yang menjadikan kita ingin menyerah.
Bersujudlah.
Pertolongan Allah hanya berjarak antara kening dan sajadah.
Ubah lelahmu menjadi lillah. 
Karena sesungguhnya lelah tanpa lillah hanyalah bentuk dari kesia-siaan.

Sandyakala 💗

Comments