KISAH KAMI, SI GOLONGAN DARAH A
Teman-teman pembaca pasti sudah banyak yang tahu bahwa manusia memiliki 4 golongan darah, ada golongan darah A, B, O, dan AB. Akan tetapi taukah teman-teman bahwa setiap golongan darah memiliki karakter kepribadian yang unik?
Disini saya tidak ingin mendoktrin teman-teman bahwa sifat, watak, dan kepribadian kita ditentukan oleh golongan darah. Tentu saja golongan darah hanya mempengaruhi sepersekian persen dari kepribadian seseorang, sisanya tentu saja faktor lingkungan yang sangat berperan penting.
Baiklah disini saya ingin bercerita mengenai keluarga saya dan segala lika liku bergolongan darah yang sama. Keluarga saya terdiri dari saya, ibu, bapak, dan adik laki-laki, kami sekeluarga memiliki golongan darah A. Sehingga bisa dipastikan bahwa sifat dan karakter kami hampir serupa satu sama lain.
Nah bagaimana sih karakter si golongan
darah A itu?
Kalau menurut masyarakat Jepang nih, sebutan untuk orang-orang pemilik golongan darah A yakni A-gata, si serius. A-gata dianggap sebagai karakter yang terorganisir, efisien, dan tepat waktu. Selain itu A-gata juga dianggap pemilih dan berorientasi pada hal-hal yang detail serta perfectsionis dalam mengerjakan sesuatu. Mereka juga tipikal yang kalem, bahkan saking kalemnya biasanya mereka tidak bisa mengekspresikan perasaan demi menghindari konflik.
Keseluruhan dari beberapa karakter di atas ada dalam diri saya dan seluruh anggota keluarga saya. Meski belum dibuktikan secara ilmiah, namun membaca karakter seseorang melalui golongan darahnya merupakan sesuatu yang sangat mudah dilakukan dan rata-rata hasilnya menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi loh.
Nah bagaimana nih dengan 4 orang yang mempunyai karakter yang sama hidup dalam satu rumah?
Yups, itu lah yang terjadi dalam keluarga saya. Sebagian besar watak dan kepribadian yang kami miliki hampir semuanya sama. Baik dari sisi buruknya maupun dari sisi baiknya.
Lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang didominasi orang-orang yang berkepribadian serupa memberikan dampak yang sangat signifikan dalam perilaku saya. Banyak kejadian-kejadian yang terjadi pada pada diri saya juga dirasakan oleh anggota keluarga saya. Misalnya dalam hal menunggu nih, kami selalu saja menjadi seseorang yang “menunggu” daripada seseorang yang “ditunggu” karena kami selalu on time dalam hal apapun. Kami selalu kesal dengan orang-orang yang datangnya telat, dan misal kalau kami sengajakan pula datang telat malah kami yang merasa tidak tenang. Merasa serba salah deh :(
Kemudian kami sekeluarga juga perfectsionis, pekerja keras, gerak cepat, keras kepala, tegas, bisa mengandalkan dirinya sendiri, tidak suka mengantungkan diri kepada orang lain, dan lebih individualis. Jadi saya seringkali lebih memilih menjadi orang yang egois, agar diri saya tidak dirugikan karena orang lain yang tidak gercep. Mohon tidak ditiru ya :(
Sebenarnya bergolongan darah A suatu keberuntungan atau tidak ya? Kok terkesan egois dan individualisme banget deh.
Hmm menurut saya setiap golongan darah memiliki plus minusnya sih. Memang karena golongan A cenderung serius jadi bawaannya fokus ke diri sendiri. Saya pribadi sebagai pemilik golongan darah A merasakan bahwa kepribadian saya terkadang membuat orang lain kurang nyaman apalagi jika:
- Ketika berjalan, saya cenderung selalu melakukannya dengan cepat. Sehingga, saya kurang nyaman berjalan dengan seseorang yang jalannya lambat. Ini saya lakukan karena sangat menghargai waktu, saya senang apabila saya bisa gercep dan sampai ke tempat tujuan dengan segera. Hal ini kadang disalah pahami bahwa saya tidak mau jalan bersama teman, padahal ya tidak juga sih.
- Sangat perfectsionis. Dalam mengerjakan apapun, saya harus memberikan kontribusi didalamnya. Karena apabila tidak, saya akan merasa ada banyak kekurangan dalam tugas tersebut. Selain itu, saya cukup obsessive. Saya tidak suka orang lain menyentuh barang saya, pun saya juga tidak suka menyentuh barang orang lain. Apa yang menjadi milik saya hanya saya yang boleh mengotak-atiknya.
- Individualisme yang tinggi. Saya selalu berpegang teguh pada diri saya sendiri dalam segala situasi. Saya tidak mudah meminta tolong orang lain, selagi saya masih mampu saya akan mengandalkan diri saya dengan maksimal.
- Dihadapkan pada kritik mudah merasa down. Pernah saya dikritik seorang teman “motorikmu jelek banget, nggak bakat nari blass”. Tau apa yang terjadi dengan saya? Seketika saya langsung berhenti menari dan duduk diam di pojokan. Saya memang mudah sekali merasa down, apalagi saat saya dikritik dan diejek secara terang-terangan. Itu membuat saya sangat malu dan mematahkan semangat saya. Mungkin ini bisa disebabkan karena saya inginnya segala sesuatu berjalan sempurna sehingga saya sensitif terhadap kritikan dari orang lain.
- Mudah merasa stress. Ini adalah akibat yang fatal, stress yang biasa saya alami seringkali membuat kepala saya merasakan nyeri kemudian disusul oleh sakit pada bagian tubuh yang lain. Kemudian ketika saya sedang merasa stress, saya tidak mau memikirkan dan melakukan apapun. Semakin dipaksa melakukan sesuatu, emosi saya bisa meledak. Karenanya saat saya merasa sedang tidak baik-baik saja, saya cenderung menutup diri untuk medinginkan emosi saya.
Bagaimana pun kondisi saya, tak bisa dipungkiri bahwa saya sangat bersyukur berada di keluarga dengan gen A yang sangat mendominasi. Inilah yang membuat saya bisa berdiri di posisi saya saat ini. Saya bukanlah anak yang cerdas, tapi saya selalu berusaha menjadi yang terbaik di sesama anak-anak angkatan saya. Saya bukanlah anak yang terlahir dari orang tua dengan banyak koneksi dan previlege, tapi saya bisa membuat dan membangun koneksi sendiri dan berusaha memberikan previlege untuk keluarga saya di masa depan.
Apa yang telah saya capai hari ini dan yang sedang saya usahakan untuk di kemudian hari semuanya bermodalkan kerja keras, ketekunan, keuletan, kesabaran, kemauan dalam belajar dan percaya pada diri saya sendiri. Ini terbentuk dari gabungan sifat bawaan dari lahir (bisa jadi karena golongan darah A) dan lingkungan tempat saya dibesarkan.
Semoga segala lelah dan usaha yang telah kita usahakan hari ini, akan berbuah manis di kemudian hari. Bismillah, semoga Allah SWT meridhoi segala niat baik kita...
Dari saya yang tidak pernah lelah dalam belajar dan berbenah diri..
Sandyakala 💗
Tulisan ini ditulis pada 15 Februari 2015, lalu disempurnakan kembali pada 10 Februari 2022
Comments
Post a Comment